Kamis, 31 Januari 2008

Matahari Berganti Kulit Seperti Ular

Para astronom telah menemukan beberapa fakta penting guna memahami siklus aktivitas matahari yang berlangsung tiap 11 tahun. Disebutkan bahwa fenomena timbulnya titik-titik matahari (sunspots) dan kobaran lidah api di permukaan sang surya mengikuti siklus tersebut, namun semburan gas panas tidak.

Menurut para ilmuwan di atas, lontaran gas terjadi setelah titik-titik Matahari mencapai puncaknya. Terakhir kali, gas-gas itu muncul pada tahun 2002, dua tahun setelah hadirnya sunspot. Gas-gas tersebut membawa pergi "kulit" magnetik Matahari yang lama, dan memungkinkan "kulit" baru muncul untuk memulai siklus baru.

Rotasi dan konveksi

Siklus aktivitas matahari selama 11 tahun --yang dikenal dengan hadir dan perginya sunspot-- telah diamati sejak tahun 1843, ketika Heinrich Schwabe, seorang astronom Jerman, menemukan pola tersebut. Bertahun-tahun kemudian aktivitas tersebut dikenali sebagai peristiwa magnetis oleh George Ellery Hale, seorang astronom Amerika. Pada tahun 1908 Hale melihat bahwa sunspot sangat bersifat magnetis. Sejak saat itulah banyak teori dimunculkan, dan masing-masing berusaha menjelaskan ritme yang terjadi pada matahari. Salah satu teori yang banyak diterima adalah yang menyebutkan bahwa siklus sunspot itu terjadi sebagai akibat rotasi (perputaran) dan konveksi di dalam Matahari.

Kenyataan bahwa lapisan terluar Matahari itu bergejolak dan bahwa Matahari berputar lebih cepat di ekuator daripada di kutub-kutubnya, dan lebih cepat di bagian dalam daripada di lapisan luar, mengakibatkan terbentuknya semacam dinamo raksasa yang makin lama makin makin tegang. Dalam tahap tertentu perputaran magnetik itu --diperkirakan tiap 11 tahun-- bagian dalam dan bagian permukaan Matahari kemudian terpisah, dan kulit magnetik luarnya seakan terkelupas untuk digantikan lapisan baru.

Seperti ular

Selama delapan tahun mengalami semburan gas Matahari (atau disebut Coronal Mass Ejections --CME) satelit milik Solar Heliospheric Observatory (SOHO), memperlihatkan bahwa gas tersebut melepaskan medan magnet lama matahari sedikit demi sedikit, mulai dari kutub pertama, ke ekuator, lalu ke kutub satunya lagi.

"Perisitwa ini seperti seekor ular yang berganti kulit," ujar Nat Gopalswamy, dari Goddard Space Flight Center NASA, yang melaporkan hal ini dalam journal Astrophysical terbaru. "Dalam kasus ini, kulit yang dimaksud adalah medan magnet lama."

Proses pergantian tersebut, dikatakan Gopalswamy, memakan waktu lama dan cukup dahsyat. "Lebih dari seribu coronal mass ejections, masing-masing membawa milyaran ton gas dari bagian kutub, diperlukan untuk membersihkan medan magnet itu. Semburan-semburan itulah yang akhirnya menimbulkan badai Matahari di tata surya."

Mengenai hal itu, Joseph Gurman, seorang peneliti NASA di SOHO menyatakan bahwa hal ini merupakan langkah maju untuk mempelajari cuaca angkasa luar. "Dengan mengidentifikasi siklus peristiwa ini, kita dapat meramalkan cuaca di ruang angkasa yang mempengaruhi Bumi," ujarnya. W(sumber BBC.com)

STUDENTS DAYS

Hai sobat MaC’z…

Tanggal 04 Juni kemarin kalian study tour ‘kan? Gimana, asyik tidak? Lalu tanggal 05-nya ada Student Day. Apalagi di hari akhirnya ada pemilihan Putra-Putri Spindi. Wuih! Tiga hari penuh senang-senang tuh…! Tapi apakah kalian sadar, mengerti atau sekedar mengetahui bahwa sudah berapa sampah menumpuk berserakan disi kanan-kiri kalian? Coba tengok deh kanan-kiri atau kolong bangku kalian. Tuh, ada bungkus permen ‘kan?

Meski sebagus atau semeriah apapun sebuah event diadakan, sampah tak pernah lepas dari kita. Saat kalian meninggalkan bus usai study tour kemarin, apa kalian pernah untuk sekadar mengetahui sampah yang berserakan di dalam bus? Mulai dari pertama kali masuk bus sekitar pukul 07:30 hingga kembali ke SMPN I Candi sekitar pukul 18:45. sudah berapa sampah yang ter-koleksi?

OSIS SMPN I Candi emang nggak pernah kehabisan ide buat kalian semua. SMPN I Candi nggak hanya hebat di prestasi bidang study (kurikulum) nya saja, ekstra kurikulernya juga. Tak kalah, kretifitas OSIS dan siswanya juga patut diacungi jempol. Buktinya saja beberapa bulan lalu kita juga mengadakan Sudent Day “X-Twind Spindi” kan? Nggak hanya itu, kegiatan ini sudah menjadi agenda wajib OSIS lho. (^_^) Wah, berarti makin banyak sampah dong! (hihihi)

Untuk mensiasati agar tertanam kesadaran diri serta melatih siswa peduli lingkungan. Pada hari pertama dan hari kedua Student Day diadakan lomba kebersihan kelas. Tapi bukan berarti kita cuma bersih-bersih ketika ada lomba Kebersihan atau Hari Pembiasaan yang dilakukan tiap Jum’at yang bergantian dengan Senam dan Istighosah saja lho. Dengan adanya kegiatan Student Day seperti itu, siswa menjadi jauh lebih semangat untuk melakukan bersih-bersih. (Tergiur hadiahnya, kalee’).

Untuk Bulan ini, jadwal Study tour adalah ke Jatim Park II dan Goa Maharani. Dengan latar belakang menghadapi era globalisasi maka siswa harus digembleng agar menjadi pribadi/ SDM yang bermutu. SMPN I Candi mengadakan acara Study tour yang bertujuan untuk membekali siswa secara outdoor dan acara student day dengan bertujuan agar siswa mempunyai waktu refreshing dari kejenuhan belajar selama semester ini. Dana study tour terbilang murah yaitu sekitar 130.000 per-siswa.

Pada tanggal dan 05 dan 06 Juni dilanjutkan dengan student day. Nah, pada dua hari ini siswa berlomba-lomba menunjukkan kretifitas mereka. Wuih….? Ada banyak sampah tuh yang berserakan. Weits, tapi disini tiap kelas dituntut harus bersih selalu. Itu juga dilombakan.

Last, tanggal 06 Juni nya ada kompetisi “Pemilihan Putra-Putri Spindi” Ini dia yang paling seruuuuu!! Ada sekitar 14 pasangan Putra-Putri dengan jumlah 28 peserta yang ikut berkeompetisi. Disini nggak hanya bertaruh kemolekan wajah atau buat ajang cakep-cakepan. Smart skill tiap peserta juga diuji dan dikeompetisikan. Wuih…! Udah kayak pemilihan Guk dan Yuk dong!

Acara semacam ini terbilang baru untuk anak SMP. Biasanya acara semacam ini diadakan ketika hari Kartini atau Hari Ibu. OSIS Spindi memang kretif. Gru-gurunya juga selalu mendukung. Nggak rugi buat gabungan di SMPN I Candi.

Juri dalam penilaian “Pemilihan Putr-Putri Spindi” adalah Pak Wahyuaji, Bu Indun Saadah, Bu Tri, Pak Slamet, Kak Juli Prasetyo dan bu Titiek. Dalam pemilihan Putra-Putri Spindi ada 2 kali gelombang usai karantina. Pertama, penyisihan 7 pasangan. Kedua, pemilihan Juara I dan Runner-Up. Pada gelombang terakhir, tiap peserta ditantang untuk memperlihatkan bakat seninya masing-masing. Ada yang menyanyi, menari, berpuisi, melawak dll.

The Leader Of Spindi’s OSIS

Malam sebenarnya sudah amat larut, setengah dua malam menjelang pagi, di perempatan lampu merah Larangan. Dingin menjelang subuh itu jelas menusuk hingga ke tulang. Meski aku tidak merasakannya, karena dibatasi dinding metal bercat mewah buatan Jepang dan kaca tembus tiga puluh persen, aku sungguh bisa membayangkan dinginnya malam itu.

Namun, bocah kecil dengan baju kumuh yang menempel seadanya di tubuh ringkihnya di seberang jalan, yang tiba-tiba tergopoh-gopoh berlari ke arah mobil yang aku tumpangi, pasti merasakan benar tusukan dingin itu. Tapi ia tampak tak peduli.

Ketika kami berhenti karena lampu merah di perempatan itu menyala, gadis kecil dengan rambut tak terurus itu lekas bergerak ke arah kami. Matanya, dengan kantuk menggelayut berat di pelupuknya, tak lepas dari mobil yang aku tumpangi di urutan terdepan jalur lampu merah itu. Seberkas cahaya tampak membayang di
sana.

Ringan ia berlari ke samping sopir, temanku, yang menyetir di balik kaca gelap tiga puluh persen. Tanpa aba-aba dan basa-basi apa pun ia memulai aksinya. Tapi, sigap pula temanku mengangkat tangan, melambai ringan memberi tanda. Namun, entah kenapa, fokus mataku terus tersedot kuat ke wajah gadis kecil.

Wajah dingin dan kesal temanku makin kuat manakala gadis kecil terus memainkan kecreknya dengan lagu dangdut rupa-rupa, dengan suara lemah. Dan memang, jangankan keindahan yang terdengar, justru nada sumbang yang berkencrengan.

"Ngapaain... ada tu.. yang mengomandoi," pelan, terdengar temanku yang berwajah dingin kesal bergumam. Mendengar itu, satu sudut hatiku langsung protes. Namun, itu hanya suara salah satu sudut hatiku yang lemah. Dan sudut-sudut hatiku yang lain mendiamkan komentar temanku yang saklek, bahkan cederung menyetujuinya. "Iya... uang yang kita berikan bukan untuk dia!" Konyol, aku menyetujui temanku.

Berkali-kali temanku melambai lagi, hingga akhirnya gadis kecil berbadan ringkih yang mencoba bertahan akhirnya berbalik pelan dan pergi membawa kecewa setelah beberapa saat sempat merapatkan wajahnya ke kaca jendela sembil memagarinya dengan kedua telapak tangannya, seolah meneropong kami di dalam yang kesal, cukup lama--yang membuat temanku benar-benar kesal.

Namun, dalam kepergian itu si gadis kecil sempat menoleh (seolah) memandang kami sebentar--dan berkata entah apa--tanpa menghentikan langkahnya. Duummm! Saat itulah wajah itu, kekecewaan itu, kesedihan itu, tambak bagiku begitu memelas, dan serasa tak asing, bagai pernah kukenal.

Aneh, di wajah itu kurasakan ketakutan. Bukan kesal, bukan pula mengumpat sebagaimana sempat kukira tadi. Pelan-pelan hatiku ciut, mendingin seperti dirasuki uap es ke seluruh relungnya. Dan perasaan cemas menyergap. Jangan-jangaan....

Air bah penyesalan tiba-tiba menghantamku, atas apa yang aku tidak lakukan: sekadar melemparkan recehan yang sebenarnya tak banyak artinya bagi kami. Wajahku mengeras, mataku memejam, kelam menyergap, begitu gelap.

* * *

Ingatanku jatuh di sebuah gubuk di desa miskin nun jauh di ujung hamparan sawah Dusun Tumpak di daerah Pinggiran Kali, Jawa Timur, tempat tinggal seorang mak dengan empat anak yang masih kecil-kecil. Aku tak mengerti kenapa aku ada di sana, aku juga tak sempat bertanya untuk apa aku ada di tengah empat anak dan seorang ibu dengan wajah pucat tak berdaya itu. Yang jelas, aku benar-benar merasa sedang berada di sana, di tengah mak dan empat anak-anaknya yang masih kecil, yang saat itu mengalami derita yang mengiris-iris.

"Maaak... lapaaar...!" Tiba-tiba aku dikejutkan suara kecil lemah memelas seperti pernah kudengar, persis di belakangku, nyata sekali, di sudut gubuk itu. "Maaak...." Aku ternanar, cepat memutar badan dan menoleh ke arah suara. Wajah itu, dengan mata yang sayu seperti lampu teplok kehabisan minyak, memandang ke arahku. Aku benar-benar terpana, benar! Sorotan matanya itu! Wajahnya kemudian menunduk, pelan badannya merebah di lantai tanah gubuk apak, meringkuk, lalu kedua tangannya beringsut menarik kedua lututnya hingga mendekap. "Maaak...," suaranya memelas lalu diam.

Aku buru-buru mendekat, memegang tubuhnya, tanganku terus ke lehernya, meyakinkan diri. Aku takut sekali, sesuatu yang tak tepermanai akankah aku alami? Gadis kecil ini berpulang di hadapanku karena kelaparan. Ya Allah...

Namun, pelan mata gadis kecil itu membuka lagi, wajahnya menoleh ke arahku, menatapku lagi dengan wajah derita. Bibirnya gemetar. Oh... dia benar-benar kelaparan dan sedang berusaha menyesuaikan diri agar lapar tidak terus menggelepar di dalam dirinya yang kecil dan lembut. Aku kemudian mengangkatnya dengan kedua tanganku, mendekapnya. Malam terus mendingin. Angin kemarau malam menebar derita yang kejam.

* * *

Siang itu, di gubuk reot mak, ramai oleh suara anak-anaknya yang ceria. Di tengah riuh itu terdengar suara orang menambah lagi kue dengan bangga. Gadis kecil tampak senang, amat kontras dengan semalam. Dan di tangannya kini tergenggam sepotong donat dengan bekas gigitannya. Sekali-sekali ia memandang lagi kue yang tampak asing baginya, tapi tampak benar-benar membuatnya senang.

"Terima kasih ya Nak Prangki..." Aku mendengar suara mak di depan gubuk, di atas bale bambu. Rupanya pagi itu keluarga gadis kecil kedatangan seseorang, tamu dari kota, yang sebenarnya berasal dari desa gadis kecil.

"Oh, sama-sama, Mak... Ini tidak seberapa... ala kadarnya, dari kota..." Franky membalas Mak percaya diri serasa pamer.

"Eh ngomong-ngomong, anak Mak ada berapa...," Franky tiba-tiba bertanya yang cukup membuat mak kaget. Soalnya, ini perhatian yang amat mewah bagi mak. Mak merasa ada sesuatu yang menggeliat di dalam hatinya.

"Tuu...juh, Nak Prangki, dua putra lima putri...." Dengan menyebut jumlah anaknya mak telah memancangkan sinyal minta pertolongan.
"Kok banyak benar Mak, zaman sudah modern begini..." Enteng.

"Yaah... Tuhan ngasih terus....," kata Mak pelan, tampak malu. Tapi kemudian tak acuh, melanjutkan dengan kata-kata dibuat bijak. "Yoo... ini titipan Tuhan, yoo harus diterima saj..ja... to... Nak Prangki."

Franky hanya tersenyum, lalu mengangkat satu kakinya ke atas bale, menopangkan sikunya di situ. Matanya menatap cukup lama ke arah gadis kecil.

"Anak-anak Mak masih sekolah...." Mak kaget ditanya begitu. Dia tidak menyangka ditanya hal yang lebih baik dia lupakan mengingat kesusahan yang dia alami. Tapi, harapannya yang tadi menggeliat mendapat pupuk yang membuatnya cepat membesar.

"Tinggal si Darsih," kata Mak menyebut si gadis kecil, mencoba mengingkari pergolakan di dalam dirinya. "Tapi sudah sejak tiga bulan lalu tidak sekolah. Ia malu katanya terus ditagih bayaran oleh gurunya..."
"Ditagih opo, Mak... kan sud..."
"Sudah gratis! Gratis opo Nak Prangki..."

Tiba-tiba gadis menghambur ke arah mak. "Iya Mak, bayarlah Mak bayaran Darsih, Darsih mau sekolah...," katanya merengek. Ia tampak benar-benar berharap keinginannya sekolah dapat dikabulkan. Wajah polos dan suci gadis kecil begitu cepat melupakan deritanya semalam. Ia memang belum paham kondisi keluarganya. Maklum anak-anak.

Si mak menatap si gadis kecil dengan sedih. Matanya kemudian tampak berkaca-kaca, ia lalu tertunduk. Tiba-tiba mak mengangkat wajahnya dan memandang ke Franky sebentar, seolah ingin melihat respons atas sinyal mohon pertolongan yang sudah dilepasnya tadi.
"Oh itu gampang Mak, bera..." kata Franky cepat seperti merespons kegundahan Mak.
"Eh... ndak usah to Nak Prangki," cepat Mak menyela merasa malu--ciri orang timur.
"Oo ndak pa-pa to Mak..."

Si gadis kecil bangkit ke arah Mak dan menyender manja. Wajahnya berseri-seri. "Darsih bisa sekolah ya Mak, ya Mak...." Adik-adiknya ikut mendekat. Mereka bergelendotan di tubuh mak yang kurus.

Namun Mak diam tanpa ekspresi. Hanya kesedihan membayang di wajahnya. Ia lalu merangkul pelan anak-anaknya, memandanginya dengan kasih sayang berwarna duka.

Mak sadar sekolah penting bagi anak-anaknya, meski ia tak pernah sekolah hingga ia tak bisa membaca. Mak benar-benar telah merasakan betapa kebodohan mencengkram dirinya lantaran tak sekolah hingga tak bisa hanya sekadar menuliskan namanya sendiri. Ke mana-mana ia digandoli oleh rasa tidak bisa. Mak akhirnya tampak menerawang.

Ingatannya mengembara, lalu jatuh pada anak sulungnya, Joko Sulung, yang kini jadi buruh tani, yang untuk dirinya saja kekurangan. Lalu mak ingat anak keduanya, Teguh, tak jauh berbeda. Konon pergi ke kota dan menjadi pedagang asongan. Mak sekali-sekali memimpikan anak keduanya ini mengirimkan uang barang seratus ribu kepadanya. Dulu sekali Teguh pernah mengirim, senangnya mak tak kepalang. Itulah sebabnya Mak terus berharap, walau tak pernah lagi.

Yang ketiga tak ada kabarnya setelah minta izin ikut orang kota menjadi pembantu di Jakarta. Mak berurai air mata waktu melepas anak gadisnya yang berwajah cukup menarik ini. Begitu menariknya rupa putrinya ini, mak sampai pernah berkhayal dapat menantu orang berada di kampungnya. Namun, khayalan itu sirna bersama perginya sang gadis ke "kota penuh harapan".

Darsih dan tiga adiknya masih di gubuk di bawah lindungan mak yang sebenarnya juga perlu perlindungan si bapak yang tiba-tiba berpulang belum lama lalu. Kata dokter puskesmas, si Bapak sakit karena kurang gizi. Kata mak, sang bapak sering mengalah agar anak-anaknya bisa makan.

* * *

"Okelah Mak, kalau begitu, saya pergi dulu," si Franky tiba-tiba minta diri.

Di kampung itu Franky dikenal sebagai pemilik berbagai usaha di Suarabaya. Tapi tak ada yang tahu usaha apa yang dibosinya. Namun setiap dia pulang kampung, dia selalu membagi-bagikan uang. Dan ketika kembali ke kota, ia selalu membawa warga kampung yang katanya untuk diajak bekerja di perusahaannya.

"Eh kok buru-buru Nak Prangki," cepat Mak bangkit memburu ke arah Franky. "Ya ndak ada yang dapat Mak suguhkan ya...."
"Oo ndak usah repot-repot to Mak, biasa aj-ja...," kata Franky sambil belangkah.

Tapi Franky berbalik ketika mak memburunya. Mak juga mendekat dengan kikuk, seperti menghendaki sesuatu. Mak lalu memandang ke si gadis kecil, menoleh lagi ke Franky tanpa berkata selain kikuknya tak kepalang.

"Oh ya, Mak, ha ha ha...." Franky merogoh kantong belakangnya, menarik dompet dan membukanya. Dia lalu membalik-balik lembaran lima puluh ribuan. Mata mak terbelalak. Sudah begitu lama dia tidak melihat lembaran-lembaran sebesar itu, apalagi dimilikinya.

Mak terus memandang jari-jari Franky membolak-balik lembaran lima puluhan ribu itu. Tapi Franky tak kunjung menarik keluar barang selembar pun. Bahkan ia kembali memasukkan dompet itu ke sakunya. Franky lalu mendekat ke arah mak dan menatap mata mak dalam-dalam. Mak kebingungan dan amat kecewa.
"Mmmm eh... itu gampang Mak. Saya bisa membayar semua biaya sekolah Darsih, tapi..."

"Tapi... tapi apa to, Mas Prangki...." Mak tampak sekali tak paham dan bingung, sampai-sampai menyebut Prangki dengan Mas Prangki.

"Begini Mak, bagaimana kalau Darsih... kalaaau... saya... bawa ke Jakarta...."
"Ooo..." Mak pucat. Ia mundur, berbalik terus melangkah kuyu... lalu terduduk lemas. Tampak harapan yang tadinya tumbuh di dalam dirinya menguap tiba-tiba. Ia bahkan tampak sekali berubah kecewa dan takut, walau menutup-nutupinya--hal yang sering dialami orang kecil: harapan yang mudah tumbuh, tapi lebih sering terhempas tanpa perlu alasan.

"Begini, Mak... saya ada kerjaan anak-anak, tidak berat, ya... sambil main-mainlah, nyanyi-nyanyi, tapi dapat duit lumayan...." Mak tampak memaksakan diri untuk tertarik ucapan Franky.

"Saya rasa adik-adik Darsih bisa sekolah sementara kakaknya bekerja sambil bersenang-senang sama saya. Mak nggak usah khawatir, akan saya jaga Darsih. Sekadar Mak Tahu saja, nih, nggak ada yang berani sama saya di kota," kata Franky. "Anak Mak aman, saya jamin!"

Ia kemudian duduk di samping Mak yang terpana. "Ini bisa juga terserah Darsih, Mak. Kalau Darsih nggak betah, bisa pulang. Saya sendiri yang mengantar pulang, Mak. Kalau suka, ya bisa terus... ya kan?" Perlahan Mak tampak tertarik. Harapannya kembali terusik.

"Tapi ya... semua terserah Mak," kata Franky sambil bergerak berdiri, jual mahal, seperti sering dia lakukan. Mak memandangi gerak punggung Franky. Ada yang tumbuh di dalam diri mak lagi. Ia juga spontan hendak berdiri. Gadis kecil memandang heran di dekat tiga adiknya yang acuh asik bermain tanah.

Tapi dalam berdirinya mak hanya terpaku. Ada pergolakan hebat terjadi di dalam dirinya: antara harapan dan rasa kasihan atas anak perempuannya yang masih kecil juga membuyut. Oh, akankah dunia gadis kecil segera berganti dengan dunia kerja yang keras dan kejam tanpa ampun.

"Mak... Darsih bisa sekolah ya Mak," si gadis kecil menyela. "Di sekolah banyak teman, Mak, kami belajar, bermain tali. Darsih selalu menang lo Mak, soalnya Darsih bisa sampai saratus... Pak guru baik... kalau pe-er Darsih salah, Pak Guru nggak marah, dikasih tahu aja..."

Mak mematung. Air matanya meleleh. Aku terpana. Dan ada yang bergulir di pipiku. Deru gas mobil tiba-tiba bersahut-sahutan, mengagetkanku.

"Tu.. tu... lihat tu, Zal...." Tiba-tiba temanku berseru sambil menunjuk sekilas ke sudut warteg di seberang jalan. Aku kaget. Ternyata aku masih di mobil temanku di lampu merah Tol Timur Bekasi. Buru-buru kuseka pipiku. Untungnya saat itu malam sehingga gelap, yang membuat temanku ta tahu aku menggulirkan air mata.

Di seberang jalan, di samping warteg agak gelap, tampak membayang duduk tiga lelaki sangar. Di depannya, di atas bangku panjang reot, tampak bayangan tiga botol dan beberapa gelas berserakan. Satu-satu pengamen mendekat dan pergi dari sana. Tiba-tiba darahku tersirap, jantungku berhenti berdetak. Sekilas kulihat gadis kecil menjauh dari sana. Wajahnya, dukanya, memelasnya itu... Diakah gadis kecil Mak.Ω

GADIS LAMPU BANGJO

Malam sebenarnya sudah amat larut, setengah dua malam menjelang pagi, di perempatan lampu merah Larangan. Dingin menjelang subuh itu jelas menusuk hingga ke tulang. Meski aku tidak merasakannya, karena dibatasi dinding metal bercat mewah buatan Jepang dan kaca tembus tiga puluh persen, aku sungguh bisa membayangkan dinginnya malam itu.

Namun, bocah kecil dengan baju kumuh yang menempel seadanya di tubuh ringkihnya di seberang jalan, yang tiba-tiba tergopoh-gopoh berlari ke arah mobil yang aku tumpangi, pasti merasakan benar tusukan dingin itu. Tapi ia tampak tak peduli.

Ketika kami berhenti karena lampu merah di perempatan itu menyala, gadis kecil dengan rambut tak terurus itu lekas bergerak ke arah kami. Matanya, dengan kantuk menggelayut berat di pelupuknya, tak lepas dari mobil yang aku tumpangi di urutan terdepan jalur lampu merah itu. Seberkas cahaya tampak membayang di
sana.

Ringan ia berlari ke samping sopir, temanku, yang menyetir di balik kaca gelap tiga puluh persen. Tanpa aba-aba dan basa-basi apa pun ia memulai aksinya. Tapi, sigap pula temanku mengangkat tangan, melambai ringan memberi tanda. Namun, entah kenapa, fokus mataku terus tersedot kuat ke wajah gadis kecil.

Wajah dingin dan kesal temanku makin kuat manakala gadis kecil terus memainkan kecreknya dengan lagu dangdut rupa-rupa, dengan suara lemah. Dan memang, jangankan keindahan yang terdengar, justru nada sumbang yang berkencrengan.

"Ngapaain... ada tu.. yang mengomandoi," pelan, terdengar temanku yang berwajah dingin kesal bergumam. Mendengar itu, satu sudut hatiku langsung protes. Namun, itu hanya suara salah satu sudut hatiku yang lemah. Dan sudut-sudut hatiku yang lain mendiamkan komentar temanku yang saklek, bahkan cederung menyetujuinya. "Iya... uang yang kita berikan bukan untuk dia!" Konyol, aku menyetujui temanku.

Berkali-kali temanku melambai lagi, hingga akhirnya gadis kecil berbadan ringkih yang mencoba bertahan akhirnya berbalik pelan dan pergi membawa kecewa setelah beberapa saat sempat merapatkan wajahnya ke kaca jendela sembil memagarinya dengan kedua telapak tangannya, seolah meneropong kami di dalam yang kesal, cukup lama--yang membuat temanku benar-benar kesal.

Namun, dalam kepergian itu si gadis kecil sempat menoleh (seolah) memandang kami sebentar--dan berkata entah apa--tanpa menghentikan langkahnya. Duummm! Saat itulah wajah itu, kekecewaan itu, kesedihan itu, tambak bagiku begitu memelas, dan serasa tak asing, bagai pernah kukenal.

Aneh, di wajah itu kurasakan ketakutan. Bukan kesal, bukan pula mengumpat sebagaimana sempat kukira tadi. Pelan-pelan hatiku ciut, mendingin seperti dirasuki uap es ke seluruh relungnya. Dan perasaan cemas menyergap. Jangan-jangaan....

Air bah penyesalan tiba-tiba menghantamku, atas apa yang aku tidak lakukan: sekadar melemparkan recehan yang sebenarnya tak banyak artinya bagi kami. Wajahku mengeras, mataku memejam, kelam menyergap, begitu gelap.

* * *

Ingatanku jatuh di sebuah gubuk di desa miskin nun jauh di ujung hamparan sawah Dusun Tumpak di daerah Pinggiran Kali, Jawa Timur, tempat tinggal seorang mak dengan empat anak yang masih kecil-kecil. Aku tak mengerti kenapa aku ada di sana, aku juga tak sempat bertanya untuk apa aku ada di tengah empat anak dan seorang ibu dengan wajah pucat tak berdaya itu. Yang jelas, aku benar-benar merasa sedang berada di sana, di tengah mak dan empat anak-anaknya yang masih kecil, yang saat itu mengalami derita yang mengiris-iris.

"Maaak... lapaaar...!" Tiba-tiba aku dikejutkan suara kecil lemah memelas seperti pernah kudengar, persis di belakangku, nyata sekali, di sudut gubuk itu. "Maaak...." Aku ternanar, cepat memutar badan dan menoleh ke arah suara. Wajah itu, dengan mata yang sayu seperti lampu teplok kehabisan minyak, memandang ke arahku. Aku benar-benar terpana, benar! Sorotan matanya itu! Wajahnya kemudian menunduk, pelan badannya merebah di lantai tanah gubuk apak, meringkuk, lalu kedua tangannya beringsut menarik kedua lututnya hingga mendekap. "Maaak...," suaranya memelas lalu diam.

Aku buru-buru mendekat, memegang tubuhnya, tanganku terus ke lehernya, meyakinkan diri. Aku takut sekali, sesuatu yang tak tepermanai akankah aku alami? Gadis kecil ini berpulang di hadapanku karena kelaparan. Ya Allah...

Namun, pelan mata gadis kecil itu membuka lagi, wajahnya menoleh ke arahku, menatapku lagi dengan wajah derita. Bibirnya gemetar. Oh... dia benar-benar kelaparan dan sedang berusaha menyesuaikan diri agar lapar tidak terus menggelepar di dalam dirinya yang kecil dan lembut. Aku kemudian mengangkatnya dengan kedua tanganku, mendekapnya. Malam terus mendingin. Angin kemarau malam menebar derita yang kejam.

* * *

Siang itu, di gubuk reot mak, ramai oleh suara anak-anaknya yang ceria. Di tengah riuh itu terdengar suara orang menambah lagi kue dengan bangga. Gadis kecil tampak senang, amat kontras dengan semalam. Dan di tangannya kini tergenggam sepotong donat dengan bekas gigitannya. Sekali-sekali ia memandang lagi kue yang tampak asing baginya, tapi tampak benar-benar membuatnya senang.

"Terima kasih ya Nak Prangki..." Aku mendengar suara mak di depan gubuk, di atas bale bambu. Rupanya pagi itu keluarga gadis kecil kedatangan seseorang, tamu dari kota, yang sebenarnya berasal dari desa gadis kecil.

"Oh, sama-sama, Mak... Ini tidak seberapa... ala kadarnya, dari kota..." Franky membalas Mak percaya diri serasa pamer.

"Eh ngomong-ngomong, anak Mak ada berapa...," Franky tiba-tiba bertanya yang cukup membuat mak kaget. Soalnya, ini perhatian yang amat mewah bagi mak. Mak merasa ada sesuatu yang menggeliat di dalam hatinya.

"Tuu...juh, Nak Prangki, dua putra lima putri...." Dengan menyebut jumlah anaknya mak telah memancangkan sinyal minta pertolongan.
"Kok banyak benar Mak, zaman sudah modern begini..." Enteng.

"Yaah... Tuhan ngasih terus....," kata Mak pelan, tampak malu. Tapi kemudian tak acuh, melanjutkan dengan kata-kata dibuat bijak. "Yoo... ini titipan Tuhan, yoo harus diterima saj..ja... to... Nak Prangki."

Franky hanya tersenyum, lalu mengangkat satu kakinya ke atas bale, menopangkan sikunya di situ. Matanya menatap cukup lama ke arah gadis kecil.

"Anak-anak Mak masih sekolah...." Mak kaget ditanya begitu. Dia tidak menyangka ditanya hal yang lebih baik dia lupakan mengingat kesusahan yang dia alami. Tapi, harapannya yang tadi menggeliat mendapat pupuk yang membuatnya cepat membesar.

"Tinggal si Darsih," kata Mak menyebut si gadis kecil, mencoba mengingkari pergolakan di dalam dirinya. "Tapi sudah sejak tiga bulan lalu tidak sekolah. Ia malu katanya terus ditagih bayaran oleh gurunya..."
"Ditagih opo, Mak... kan sud..."
"Sudah gratis! Gratis opo Nak Prangki..."

Tiba-tiba gadis menghambur ke arah mak. "Iya Mak, bayarlah Mak bayaran Darsih, Darsih mau sekolah...," katanya merengek. Ia tampak benar-benar berharap keinginannya sekolah dapat dikabulkan. Wajah polos dan suci gadis kecil begitu cepat melupakan deritanya semalam. Ia memang belum paham kondisi keluarganya. Maklum anak-anak.

Si mak menatap si gadis kecil dengan sedih. Matanya kemudian tampak berkaca-kaca, ia lalu tertunduk. Tiba-tiba mak mengangkat wajahnya dan memandang ke Franky sebentar, seolah ingin melihat respons atas sinyal mohon pertolongan yang sudah dilepasnya tadi.
"Oh itu gampang Mak, bera..." kata Franky cepat seperti merespons kegundahan Mak.
"Eh... ndak usah to Nak Prangki," cepat Mak menyela merasa malu--ciri orang timur.
"Oo ndak pa-pa to Mak..."

Si gadis kecil bangkit ke arah Mak dan menyender manja. Wajahnya berseri-seri. "Darsih bisa sekolah ya Mak, ya Mak...." Adik-adiknya ikut mendekat. Mereka bergelendotan di tubuh mak yang kurus.

Namun Mak diam tanpa ekspresi. Hanya kesedihan membayang di wajahnya. Ia lalu merangkul pelan anak-anaknya, memandanginya dengan kasih sayang berwarna duka.

Mak sadar sekolah penting bagi anak-anaknya, meski ia tak pernah sekolah hingga ia tak bisa membaca. Mak benar-benar telah merasakan betapa kebodohan mencengkram dirinya lantaran tak sekolah hingga tak bisa hanya sekadar menuliskan namanya sendiri. Ke mana-mana ia digandoli oleh rasa tidak bisa. Mak akhirnya tampak menerawang.

Ingatannya mengembara, lalu jatuh pada anak sulungnya, Joko Sulung, yang kini jadi buruh tani, yang untuk dirinya saja kekurangan. Lalu mak ingat anak keduanya, Teguh, tak jauh berbeda. Konon pergi ke kota dan menjadi pedagang asongan. Mak sekali-sekali memimpikan anak keduanya ini mengirimkan uang barang seratus ribu kepadanya. Dulu sekali Teguh pernah mengirim, senangnya mak tak kepalang. Itulah sebabnya Mak terus berharap, walau tak pernah lagi.

Yang ketiga tak ada kabarnya setelah minta izin ikut orang kota menjadi pembantu di Jakarta. Mak berurai air mata waktu melepas anak gadisnya yang berwajah cukup menarik ini. Begitu menariknya rupa putrinya ini, mak sampai pernah berkhayal dapat menantu orang berada di kampungnya. Namun, khayalan itu sirna bersama perginya sang gadis ke "kota penuh harapan".

Darsih dan tiga adiknya masih di gubuk di bawah lindungan mak yang sebenarnya juga perlu perlindungan si bapak yang tiba-tiba berpulang belum lama lalu. Kata dokter puskesmas, si Bapak sakit karena kurang gizi. Kata mak, sang bapak sering mengalah agar anak-anaknya bisa makan.

* * *

"Okelah Mak, kalau begitu, saya pergi dulu," si Franky tiba-tiba minta diri.

Di kampung itu Franky dikenal sebagai pemilik berbagai usaha di Suarabaya. Tapi tak ada yang tahu usaha apa yang dibosinya. Namun setiap dia pulang kampung, dia selalu membagi-bagikan uang. Dan ketika kembali ke kota, ia selalu membawa warga kampung yang katanya untuk diajak bekerja di perusahaannya.

"Eh kok buru-buru Nak Prangki," cepat Mak bangkit memburu ke arah Franky. "Ya ndak ada yang dapat Mak suguhkan ya...."
"Oo ndak usah repot-repot to Mak, biasa aj-ja...," kata Franky sambil belangkah.

Tapi Franky berbalik ketika mak memburunya. Mak juga mendekat dengan kikuk, seperti menghendaki sesuatu. Mak lalu memandang ke si gadis kecil, menoleh lagi ke Franky tanpa berkata selain kikuknya tak kepalang.

"Oh ya, Mak, ha ha ha...." Franky merogoh kantong belakangnya, menarik dompet dan membukanya. Dia lalu membalik-balik lembaran lima puluh ribuan. Mata mak terbelalak. Sudah begitu lama dia tidak melihat lembaran-lembaran sebesar itu, apalagi dimilikinya.

Mak terus memandang jari-jari Franky membolak-balik lembaran lima puluhan ribu itu. Tapi Franky tak kunjung menarik keluar barang selembar pun. Bahkan ia kembali memasukkan dompet itu ke sakunya. Franky lalu mendekat ke arah mak dan menatap mata mak dalam-dalam. Mak kebingungan dan amat kecewa.
"Mmmm eh... itu gampang Mak. Saya bisa membayar semua biaya sekolah Darsih, tapi..."

"Tapi... tapi apa to, Mas Prangki...." Mak tampak sekali tak paham dan bingung, sampai-sampai menyebut Prangki dengan Mas Prangki.

"Begini Mak, bagaimana kalau Darsih... kalaaau... saya... bawa ke Jakarta...."
"Ooo..." Mak pucat. Ia mundur, berbalik terus melangkah kuyu... lalu terduduk lemas. Tampak harapan yang tadinya tumbuh di dalam dirinya menguap tiba-tiba. Ia bahkan tampak sekali berubah kecewa dan takut, walau menutup-nutupinya--hal yang sering dialami orang kecil: harapan yang mudah tumbuh, tapi lebih sering terhempas tanpa perlu alasan.

"Begini, Mak... saya ada kerjaan anak-anak, tidak berat, ya... sambil main-mainlah, nyanyi-nyanyi, tapi dapat duit lumayan...." Mak tampak memaksakan diri untuk tertarik ucapan Franky.

"Saya rasa adik-adik Darsih bisa sekolah sementara kakaknya bekerja sambil bersenang-senang sama saya. Mak nggak usah khawatir, akan saya jaga Darsih. Sekadar Mak Tahu saja, nih, nggak ada yang berani sama saya di kota," kata Franky. "Anak Mak aman, saya jamin!"

Ia kemudian duduk di samping Mak yang terpana. "Ini bisa juga terserah Darsih, Mak. Kalau Darsih nggak betah, bisa pulang. Saya sendiri yang mengantar pulang, Mak. Kalau suka, ya bisa terus... ya kan?" Perlahan Mak tampak tertarik. Harapannya kembali terusik.

"Tapi ya... semua terserah Mak," kata Franky sambil bergerak berdiri, jual mahal, seperti sering dia lakukan. Mak memandangi gerak punggung Franky. Ada yang tumbuh di dalam diri mak lagi. Ia juga spontan hendak berdiri. Gadis kecil memandang heran di dekat tiga adiknya yang acuh asik bermain tanah.

Tapi dalam berdirinya mak hanya terpaku. Ada pergolakan hebat terjadi di dalam dirinya: antara harapan dan rasa kasihan atas anak perempuannya yang masih kecil juga membuyut. Oh, akankah dunia gadis kecil segera berganti dengan dunia kerja yang keras dan kejam tanpa ampun.

"Mak... Darsih bisa sekolah ya Mak," si gadis kecil menyela. "Di sekolah banyak teman, Mak, kami belajar, bermain tali. Darsih selalu menang lo Mak, soalnya Darsih bisa sampai saratus... Pak guru baik... kalau pe-er Darsih salah, Pak Guru nggak marah, dikasih tahu aja..."

Mak mematung. Air matanya meleleh. Aku terpana. Dan ada yang bergulir di pipiku. Deru gas mobil tiba-tiba bersahut-sahutan, mengagetkanku.

"Tu.. tu... lihat tu, Zal...." Tiba-tiba temanku berseru sambil menunjuk sekilas ke sudut warteg di seberang jalan. Aku kaget. Ternyata aku masih di mobil temanku di lampu merah Tol Timur Bekasi. Buru-buru kuseka pipiku. Untungnya saat itu malam sehingga gelap, yang membuat temanku ta tahu aku menggulirkan air mata.

Di seberang jalan, di samping warteg agak gelap, tampak membayang duduk tiga lelaki sangar. Di depannya, di atas bangku panjang reot, tampak bayangan tiga botol dan beberapa gelas berserakan. Satu-satu pengamen mendekat dan pergi dari sana. Tiba-tiba darahku tersirap, jantungku berhenti berdetak. Sekilas kulihat gadis kecil menjauh dari sana. Wajahnya, dukanya, memelasnya itu... Diakah gadis kecil Mak.Ω

PAK SODIQ


Teman-teman, kalian pasti tidak asing jika kalian mendengar nama Pak Sodiq. Ya Pak Shodiq, seluruh siswa maupun guru-guru SMPN 1 Candi pasti sudah mengenal Pak Shodiq. Beliau bekerja di sekolah kita SMPN 1 Candi ini sebagai seorang guru. Kalian nggak perlu takut kok dengan Pak Shodiq karena meskipun sudah kelihatan tua, beliau adalah seorang guru yang baik dan humoris loh.

Pak Shodiq mempunyai kegemaran atau yang biasa kita sebut hobi yang tidak kita sangka loh Beliau suka sekali membaca buku, nonton bola dan bermain tenis meja. Beliau juga mempunyai makanan favorit yaitu nasi pecel. Mau tau lebih lanjut tentang pak Shodiq? Mari kita simak lebih lanjut tentang riwayat hidup beliau!

A. Riwayat Keluarga

Tokoh yang dilahirkan di kota Sidoarjo tepatnya pada tanggal 11 April 1954 ini mempunyai nama lengkap Muhammad Shodiq. Beliau biasa dipanggil “ Pak Shodiq”. Alamat rumah belaiau di Lemah Putro II Jln. Diponegaoro 52. Sidoarjo. Beliau menikah dengan seorang wanita bernama Wida Budiati dan telah dikarunia empat orang anak diantaranya Farah Mustikasari yang duduk dibangku kuliah Semester dua Jurusan Bahasa Ingrris UNESA, Arifudin Sani putra yang duduk dibangku SMA tepat SMA 3 Sidoarjo, Burhan R.A bersekolah di SMPN 1 Candi dan M. Iqbal Maulana yang masih kelas dua SD Muhamadiyah 2 Sidoarjo.

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN Sidokimpul II

2. PGAN 4 tahun

3. PGAN 2 tahun

4. Sarmud UMS (PMP & KN)

5. SI Sarjana Jurusan Bahasa Indonesia

C. Prestasi

Pak Shodiq juga memiliki beberpa prestasi dalam organisasi kepemudaan dan Pendidikan antara lain:

1. Ketua Pemuda tahun 1985

2. Instruktur PKN Jawa Timur 1997

3. Ketua MGMPKN Kabupaten Sidoarjo periode 2004-2007

4. Distrik Trainer (USAID) dan Distrik Fasilitataor (DBES)

Pak Shodiq juga berpesan pada semua siswa SMPN 1 Candi agar jangan cepat menyerah dalam mengatasi berbagi kesulitan. by Nisa

BUMI SEMAKIN TUA

Unsur kimia apa saja yang terdapat di planet Mars? Dengan menggunakan instrument kimia yang disebut Spectrometer Neutron, para peneliti ‘Wahana Antariksa Odysey’ memperkirakan adanya unsure hydrogen di planet mars. Para peneliti yakin bahwa planet mars ini menyimpan cadangan air dalam jumlah cukup besar. Para ahli geologi museum Smithsonian Nasional Air and Space yang ikut meneliti penemuan ini memperkirakan, unsure hydrogen ini terdapat di sebuah bekas danau di dataran tinggi dan disepanjang Ma’adim Vallis, lembah terbesar di planet itu. Para ahli memeperkirakan luas danau itu hampir seluas wilayah gabungan antara Negara bagian Texas dan New York atau hamper ½ luas Indonesia.

Mars sekarang ini merupakan planet yang terselimuti pasir dan bebatuan, serta bersuhu sangat tinggi. Berdasarkan lembah-lembah yang kering, para ahli memperkirakan air pernah mengalir diatas permukaan planet. Hasil pemantauan Odysey mengungkap bukti-bukti adanya unsure air yang terjebak dipermukaan planet di sekitar kutub.

Mengomentari permukaan ini, asisten peneliti di observatorium Bassca di lembang, Hendra Setyanto, mengemukakan bahwa penemuan air di planet mars merupakan penemuan terbesar karena dapat membuka peluang eksploitasi tata surya kedepannya, serta peluang besar terbuka bagi impian manusia untuk membuat koloni diluar bumi. Menurut kepala Odysey, Bill Feldman, “Permukaan tanah Mars banyak mengandung hydrogen.” Feldman mengklaim, walaupun para ilmuwan tau bahwa batu es terdapat di bawah permukaan itu, penemuan tersebut merupakan yang pertama menentukan jumlah kandungan air Di Mars. Jumlahnya cukup untuk menunjang hidup manusia saat melakukan kegiatan eksploitasi itu.

Peta dari Spectrometer Neutron mengatakan bahwa wilayah luas yang terbentang dari kutub hingga sekitar 50` dari khatulistiwa menyimpan cadangan hydrogen atau es batu di permukaan expansinya yang berada di garis lintang bawah hingga tengah Mars juga menampakkan hal serupa. Keberadaan air atau unsure pembentukan yakni oksigen dan hydrogen. Data pengamatan menggunakan Spectrometer Neutron Odysey memeperkirakan adanya lapisan tipis karbondioksida ( lapisan es kering ) di sepanjang kutub utara dan selatan. Selama musim angin, karbondioksida menyelimuti wilayah dari kutub. Sementara itu, selama musim panas lapisan karbondioksida dikutub utara menguap seluruhnya meninggalkan lapisan tipis di kutub selatan.

Robot penjelajah NASA yang menjelajahi Mars; Spirit and Opportunity rupanya mampu bertahan selama satu tahun perhitungan Mars (678 hari) di atas planet merah tersebut. Padahal waktu mendarat tanggal 3 Januari lalu, para ilmuan hanya berharap robot itu mampu bertahan hingga 90 sols, satuan hari Mars yang beda beberapa menit dengan satuan hari di bumi.

Menurut para peneliti dan manusia berencana 2025 mendatang, planet Mars ini akan mampu dihuni oleh manusia, karena terbukti terdapat unsure air, NASA telah merencakan hal tersebut. Kemungkinan setelah dibangunnya bangunan-bangunan di Mars akan di uji coba oleh orang-orang Amerika.

Jadi, Bumi tak akan sempit lagi akan manusia, sebab Mars siap menampung koloni manusia baru…. ( ☼ )

( Silvy / 8 a )

BINTANGKU BINTANGMU


Aries

21 Mar - 19 Apr

Perlu memperhatikan diri kamu, jangan asal makan yang enak-enak, lebih baik istirahat yang cukup hingga pikiran kamu kembali normal.

Pelajaran: Ujian depan mata belajar lagi, jangan SMSan terus

Keuangan: Sama saja kayak kemarin, maklum belum bisa kerja sendiri

Asmara : Coba rasakan bakso Pak Saidu bersama si dia pasti enak.


Taurus

20 Apr - 20 Mei

Hidup adalah pilihan lebih baik kamu memilih yang terbaik buat masa depanmu. Kemabali ke Laptop kata Tukul, eh salah Kembali ke hati kecilmu. Jangan engkau terlena akan kenikmatan masakan di luar, lebih baik makan di rumah lebih enak dan nikmat

Pelajaran: Kerjalan PR Matematika kamu itu lebih baik daripada keluyuran.

Keungan: Kalau pingin dapat uang banyak usaha donk

Asmara : Jangan sembunyikan perasaanmu, kalau berani ungkapkan walau dengan SMS.


Gemini

21 Mei - 20 Jun

Hati sesorang bisa dilihat dari matanya, makanya jangan bohongi diri sendiri. Belajarlah dari pengalaman sebelumnya. Inti persoalan adalah bagaimana kita bisa memecahkan masalah itu sendiri.

Pelajaran : Kacau nilai banyak yang jeblok, makanya belajar lebih giat lagi.

Keuangan: Neraktir boleh, tapi jangan lupa atur keuangan. Ok

Asmara : Makin lama ia makin menjauh, ada apa sih? Kamu kurang perhatian


Cancer

21 Jun - 23 Jul

Perjalan hidup memang panjang, usaha adalah harapan utama. Kerja keras akan menuai hasil yang maksimal.

Pelajaran : Hadapi semua dengan tenang, belajar Ilmu Pengetahuan sosial perlu juga lho!

Keuangan : tidak ada masalah tetap kayak kemarin, ups tunggu dulu ada rejeki tiba-tiba Alhamdulillah

Asmara : lagi kangen nih ama sih dia, ajak jalan-jalan ke kantin belakang aja!


Leo

23 Jul - 22 Agt

Dambaan setipa manusia adalah berhasil dengan sukses dimana saja, untuk itu perlu ada pengorbanan yang maksimal. Jangan lupa doa orang tua itu penting

Pelajaran : Baca berita donk, syukur-syukur bisa dikliping baguskan untuk tugas Bahasa Indonesia.

Keungan : Makin lama duit tabungan akan habis jika tidak kamu kendalikan jajanmu!

Asmara : Siapa tuh yang ada di balik pintu? lihat aja !


Virgo

23 Agt - 22 Sep

Kapan lagi unjuk gigi, saatnya kamu buktikan kalau kamu tidak hanya prestasi di dalam kelas aja. Sekarang waktunya prestasi dibidang lainnya.

Pelajaran : Wah lagi giat belajar agama tuh sama pak Mansyur, itu lebih baik daripada kamu cangkrukan

Keuangan : Untuk apa kamu minta ortu, kamukan bisa usaha sendiri, nabung kalau perlu!

Asmara : Sahabat lebih baik daripada nanti malah tidak harmonis


Libra

23 Sep - 22 Okt

Jadi lawan tanding boleh asal jangan berkelahi beneran, jangan lupakan sahabat lama jika da yang baru. Makanya usaha dalah bagian dari kehidupan manusia, berjuanglah

Pelajaran : Belajar bahasa Inggris donk biar bisa keluar negeri!

Keuangan: Jika ingin kaya ya kerja, jika ingin pandai yang belajar!

Asmara : Jalani saja semua, toh itu akan lebih baik


Scorpio

23 Okt - 21 Nov

Bangun pagi tuh penting jika kamu ingin sukses,. Jangan kalah dengan ayam yang bisa bangun pagi. Ayo bangun langsung mandi biar nggak bau! Sana mandi!

Pelajaran : Kalau pingin jadi desainer ya belajar menggambar mulai dari sekarang!

Keuangan : Semakin jauh mat memandang jangan lupa lihat kondisi keuangan

Asmara : Baik sekali untuk nyatakan cinta kamu, itupun kalau di mau.


Sagitarius

22 Nov - 21 Des

Menunda pekerjaan malah jadi memperparah jadawal yang telah disusun. Jangan buang kesempatan yang ada teruskan usahamu menggapai cita-cita!

Pelajaran : Bahasa Jawa tuh penting! Belajar sana sama bu Pur

Keuangan : Kiriman dari ortu datang, wah banyak duit nich, traktir donk!

Asmara : Jangan jual mahal gitu, kasihan dia yang menunggu jawaban


Capricorn

22 Des - 19 Jan

Jangan-jangan kamu lagi kurang enak badan nich, wah perlu istirahat yang cukup, kalau parah yang kedokter, jangan ke Dukun malah tidak sembuh.

Pelajaran : Keuntungan orang belajar ekonomi adalah… Tanya sama bu Umi

Keuangan : Jangan-jangan kamu lagi kehabisan uang. ya PESTONG alias kempes kantong

Asmara : Sebel dech kamu!


Aquarius

20 Jan - 18 Feb

Jadilah anak yang berbakti sama orang tua, jangan jadi anak durhaka bisa-bisa ada Malin Kundang baru. Wah celaka tuh.

Pelajaran : Belajar Biologi akan membantu jalan kamu!

Keuangan : Belanja yang perlu-perlu aja!

Asmara : Emang gue pikirin, apa nggak ada yang lain, dunia tidak selebar daun kelor



Pisces

19 Feb - 20 Mar

Kalau pingin makan ya makan aja, kalau pingin tidur yang tidur aja, kalau pingin ke Mall yang ke sana aja. tahu waktu, tahu diri dan tahu malu kinci sukses kamu.

Pelajaran : Belajar sejarah itu banyak membaca. Ingat pesan Bu Darwati

Keungan : Kok ndak SMS lagi miskin pulsa ya?

Asmara : Kalo kangen SMS aja, kalau nggak punya pulsa beli sana!

UJIAN NASIONAL


Perdebatan muncul tidak hanya karena kebijakan UN yang digulirkan Departemen Pendidikan Nasional minim sosialisasi dan tertutup, tapi lebih pada hal yang bersifat fundamental secara yuridis dan pedagogis. Dari hasil kajian Koalisi Pendidikan, setidaknya ada empat penyimpangan dengan digulirkannya UN.

Pertama, aspek pedagogis. Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif). Tapi yang dinilai dalam UN hanya satu aspek kemampuan, yaitu kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan sebagai penentu kelulusan.

Kedua, aspek yuridis. Beberapa pasal dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 telah dilanggar, misalnya pasal 35 ayat 1 yang menyatakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. UN hanya mengukur kemampuan pengetahuan dan penentuan standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah.

Pasal 58 ayat 1 menyatakan, evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Kenyataannya, selain merampas hak guru melakukan penilaian, UN mengabaikan unsur penilaian yang berupa proses.

Selain itu, pada pasal 59 ayat 1 dinyatakan, pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Tapi dalam UN pemerintah hanya melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa yang sebenarnya merupakan tugas pendidik.

Ketiga, aspek sosial dan psikologis. Dalam mekanisme UN yang diselenggarakannya, pemerintah telah mematok standar nilai kelulusan 3,01 pada tahun 2002/2003 menjadi 4,01 pada tahun 2003/2004 dan 4,25 pada tahun 2004/2005. 2005/2007 menjadi 4,50dan sekarang tahun 2006/2007 menjadi 5,00 Ini menimbulkan kecemasan psikologis bagi peserta didik dan orang tua siswa. Siswa dipaksa menghafalkan pelajaran-pelajaran yang akan di-UN-kan di sekolah ataupun di rumah.

Keempat, aspek ekonomi. Secara ekonomis, pelaksanaan UN memboroskan biaya. Tahun lalu, dana yang dikeluarkan dari APBN mencapai Rp 260 miliar, belum ditambah dana dari APBD dan masyarakat. Pada 2006 memang disebutkan pendanaan UN berasal dari pemerintah, tapi tidak jelas sumbernya, sehingga sangat memungkinkan masyarakat kembali akan dibebani biaya. Selain itu, belum dibuat sistem yang jelas untuk menangkal penyimpangan finansial dana UN. Sistem pengelolaan selama ini masih sangat tertutup dan tidak jelas pertanggungjawabannya. Kondisi ini memungkinkan terjadinya penyimpangan (korupsi) dana UN.

Benarkah Kualitas UAN Akan Lebih baik?

Kalau saja UU dan peraturan tentang Ujian Nasional akan lebih ditingkatkan itu kelihatannya bagus tapi, kualitas apa? Hak guru dikebiri begitu saja dalam hal pengambilan keputusan terhadap rangkaian proses pengajarannya. Dalam proses mengajar di wajibkan guru membuat perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Tetapi hak untuk mengevaluasi tidak diberikan untuk ujian akhir jenjangnya. Dengan adanya ujian nasional versi pemerintah, mutlak jerih payah siswa selama setahun terakhir sekolah tidak dijadikan pertimbangan sama sekali. Padahal di situlah rekaman penting guru tentang kondisi terakhir siswa. Dari rekaman pantauan itu gurulah yang tahu persis siswa layak lulus atau tidak. Jadi tidak seperti sekarang ini penentuannya hanya diambil pada saat “ujian nasional” itu saja. Itupun tidak seluruh mata pelajaran.

Kualitas memang bisa dari segi mana saja mulai dari perencanaan, pelaksanaan, koordinasi. Tapi seberapa besar dana yang diperlukan kalau model ujian nasional tidak diubah. Pengawasan tahun 2007 sudah melibatkan pengawasan independen, tapi kebocoran dan kecurangan tetep saja terjadi di mana-mana. bahwa hal seperti itu tidak akan bisa dihilangkan. Jika memang berniat untuk memperbaiki sistem ujian semestinya harus mengubah total. Perubahan bisa saja mencotek sistem ujian di negara lain, kalau memang tidak bisa mendapatkan solusi yang tepat.

Menurut saya kalau ujian nasional yang hanya “sekadar” begitu saja, dan hasil dari ujian hanya “sekadar” digunakan untuk memutuskan siswa lulus atau tidak saja, terlalu mahal biaya yang mesti dikeluarkan. Lebih-lebih membuka peluang terjadinya keculasan/kecurangan akan menambah rentetan dosa-dosa saja. Hasil ujian nasional itu tidak bisa juga digunakan untuk pertimbangan seorang siswa untuk memasuki jenjang lebih tinggi. Mengapa itu terjadi karena lembaga yang jenjangnya lebih tinggi sudah tidak lagi mempercayai hasil ujian nasional itu. Mulai dari SMP, SMA, Perguruan Tinggi, yang memiliki status “sekolah pilihan” dalam sistem penerimaan siswa baru/mahasiswa baru selalu dilakukan ujian masuk. Artinya hasil ujian nasional tidak sedikitpun dipandang.
Mereka sebenarnya tidak percaya itu karena mereka sudah tahu kondisi nyata dari sistem ujian yang ada itu memang tidak patut untuk dipercayai. Akhirnya berapa biaya yang mesti dikeluarkan hanya untuk menyaring/menyeleksi siapa yang berhak lulus atau masuk. Nah kalau ujian nasional hanya digunakan hanya sekadar begitu saja lebih baik Ujian Nasional ditiadakan saja, tidak perlu lagi ada ujian nasional, nambahin utang negara saja… Mikir…makanya mikir… siapa yang mesti mikir yah?Ω

KONTES KECANTIKAN

Oleh : Saiman, S.S.

"ETHA passath, imam lokam cittam rajarathupamam yattha bala visidanti, natthisango vijanatam." Artinya: Pandanglah dunia ini seperti kereta karejaan yang penuh perhiasan, yang membuat orang terlena di dalamnya; tetapi orang bijaksana yang menyadari hal ini, tak ada lagi kemelekatan dalam dirinya." (Dhammapada: 171)

Setiap tahun dilaksanakan kontes pemilihan Putri Indonesia, yang terpilih dipandang sebagai Putri yang cantik secara lahiriah maupun kemampuannya. Cantik bagi seorang wanita maupun tampan bagi seorang pria merupakan dambaan bagi kebanyakan manusia yang dilahirkan di muka bumi. Kecantikan selengkapnya dilihat dari penampilan watak dan tinkah laku, yang sangat tergantung pada kepribadian dan tingkat kerohanian. Vinaya atau peraturan untuk para rahib, bahkan mengatur tingkah laku yang agaknya sepele. Misalnya berpakaian rapi sepantasnya, berjalan tidak berjingkat, duduk tidak merangkul lutut, tidak bertolak pingang, makan tidak mengeluakan lidah, pendeknya tingkah laku yang menyenangkan. Vinaya yang merupakan kitab bagi umat Buddha seharusnya dipahami bukan hanya dihafal, sehingga akan menumbukan prilaku yang beradap dan menambah daya tarik yang berupa kecatikan bagi wanita maupun ketampanan bagi seorang pria. Kisah manusia catik sudah ada sejak zaman Buddha. Ketika Murid Buddha bernama Migara mempunyai seorang anak laki-laki bernama Punnavaddhana menginjak usia dewasa, Ia diperintahkan oleh orang tuanya untuk memilih seorang gadis untuk menjadi istrinya, ia berkata, "Hanya jika saya dapat menemukan seorang gadis yang memiliki lima kecantikan, saya akan melaksanakan apa yang Ayanda katakana, "Anaku apakah yang dimaksud dengan lima kecantikan itu? Tanya orang Tuanya "Kecantikan rambut, kecantikan daging, kecantikan tulang, kecantikan kulit, dan kecantikan orang muda." Jawab Punna." Pada seorang wanita yang sangat besar kebajikannya, rambutnya menyerupai ekor burung merek, ketika digerai dan dibiarkan terjatuh, rambutnya akan menyentuh pergelangan kaki, ujung rambutnya akan ikal ke atas. Inilah yang pertama kecantika rambut. Ia harus memiliki bibir dengan warna yang menyerupai cerahnya merah labu manis. Selain itu bibirnya harus sejajar dan lembut. Inilah kedua, kecantikan daging. Yang ketiga adalah kecantikan tulang, giginya harus putih dan tidak memiliki celah barang sedikit pun. Selain itu , harus bersinar seperti deretan berlian atau menyerupai kulit kerang yang dipotong sepurna."Kulitnya harus sehalus karangan bunga lili dan seputih karangan bunga kanikara tampa menggunakan kayu cendana atau pemerah pipi maupun kosmetik lainnya. Inilah kecantikan kulit. Kecantikan yang keempat."Kecantikan kelima atau kecantikan yang terakhir adalah kecantikan orang muda. Yaitu, meskipun ia telah melahirkan anak sepuluh kali, ia harus semuda dan sesegar seumpama ia baru melairkan anak sekali "(Culavedalla Sutta, Majima Nikaya:44)

Segera ibu Punnavaddhana mengundang 108 brahmana lalu meminta mereka untuk mencarikan seorang gadis yang memiliki "lima kecantikan". Sebelum melepas para brahmana itu pergi, ia memberikan mereka banyak uang dan masing-masing satu kalung bunga emas yang mahal harganya. Katanya " Jika kalian telah memiliki gadis yang memiliki "lima kecantikan " tersebut kalungkan bunga emas ini kepadanya. Karena tak ditemukan gadis semacam itu di kota-kota besar, mereka memasuki kota Saketa. Hari itu adalah " Hari Rakyat" Masyarakat sedang merayakan hari tersebut. Diceritakan bahwa semua orang-meskipun orang tidak biasa keluar rumah- diiringi pelayannya ikut hadir dan berjalan ke pinggir sungai.

Visakha yang berusia sekitar 16 tahun, menghias dirinya berjalan ke pinggir sungai diiringi banyak gadis lain. Tetapi tanpa diduga, hujan turun diwaktu itu. Gadis-gadis pelayan tersebut berlari secepat mungkin dan berlindung di sebuah aula. Tetapi Visakha berjalan seperti biasa meskipun hujan sedemikian derasnya. Kemudian para Brahmana melihat bahwa Visakha memiliki "lima kecantikan" lalu mereka menyambutnya dengan gembira, mengalungkan semua karangan bunga yang terbuat dari emas kepadanya dan mengabarkan hal ini kepada Migara.

Kedua belah pihak mengadakan pertemuan untuk membicarakan putra-putrinya. Setelah diadakan pertemuan tidak lama kemudian dilangsungkan pernikahan atara Punnavaddhana dengan Visakha. Punnavaddhana merupakan putra Migara dan Visakha Putri dari Bendaharawan Dhananjaya. Setelah berlangsungnya pernikahan tersebut Sang Bendaharawan memberikan nasihat pada putrinya yang kemudian menjadi pedoman bagi umat Buddha dalam menjalankan pernikaan. Sepuluh nasihat Dhananjaya adalah sebagai berikut : 1) Selama tinggal di rumah, tidak membawa keluar api yang ada di dalam rumah; 2)Tidak membawa masuk api yang ada di luar rumah; 3) Memberi hanya kepada orang yang memberi; 4) Tidak memberi kepada orang yang tidak memberi; 5) Menolong orang yang memberi maupun yang tidak memberi; 6)Duduk dengan gembira; 7)Makan dengan gembira; 8)Tidur dengan gembira; 9)Memelihara api; 10) Menghormati merekan yang lebih tua, para sesepuh, dewa-dewa rumah tangga." Orang cantik tentunya tidak sekedar fisik, karena kecantikan fisik akan terbatas dalam kurun waktu tertentu. Setelah mengalami usia tua , ia tidak akan cantik lagi. Demikian dengan kontes Putri Indonesia, setiap tahun akan berganti. Tidak ada Putri Indonesia yang dapat bertahan barang sepuluh tahun.**


KEDAHSYATAN SALAT DUHA


Oleh: Uti Konsen.U.M

TIDAK SEMUA ORANG Islam mampu melaksanakan ibadah haji karena melaksanakan ibadah haji biayanya cukup mahal, sama dengan harga satu unit rumah Perumnas. Tetapi kaum lemah dan rakyat kecil tidak perlu kecewa. Karena untuk orang yang tidak mungkin menjalankan ibadah haji, disediakan ibadah yang ringan tetapi bisa menutup pahala haji dan umrah yang diterima Allah. Yakni dengan melakukan salat dhuha dua rakaat saja. Sebab Rasulullah SAW. bersabda : "Dua rakaat salat dhuha sama pahalanya dengan ibadah haji dan umrah yang diterima". Artinya , orang yang tidak mampu tidak usah memaksa-maksa diri untuk berangkat haji. Kalau ada uang lebih, sebaiknya dibelanjakan untuk meningkatkan kemakmurannya supaya kelak bisa pergi ke Tanah Suci dengan kekuatan sendiri.

Rasulullah SAW bersabda tentang rahasia yang terkandung dalam pelaksanaan salat dhuha, yakni antara lain Allah akan membangunkan istana bagi orang yang mengerjakannya dan dosa-dosanya akan terampuni sampai bersih seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. Bila melalui sabda-sabdanya, Rasulullah SAW. menginformasikan keistimewaan salat dhuha seperti di atas, maka melalui contoh dan teladan Raslulullah SAW. pula kita akan mendapatkan salah satu kunci kesuksesan dalam berbisnis, yang tak lain juga melalui pelaksanaan salat dhuha.

Seperti kita ketahui, Rasulullah SAW adalah salah satu contoh orang yang sukses dalam berbisnis. Tapi beliau juga merupakan contoh teladan orang yang rajin menjalankan salat dhuha. Saking utamanya salat dhuha, Rasulullah SAW. berpesan kepada sahabat dekatnya Abu Hurairah RA: "Telah berpesan kepada ku kekasihku, Rasulullah SAW., kata Abu Hurairah RA, " Tiga macam pesan,1. Puasa tiga hari tiap-tiap bulan.2. Salat dhuha dua rakaat dan .3. Salat witir sebelum tidur." ( HR.Bukhari - Muslim ).

Salat dhuha, dengan karunia Allah SWT ternyata mampu menjadi pendorong untuk tercapainya sebuah prestasi gemilang dalam dunia kerja ataupun bisnis. Dengan menjalankan salat dhuha berarti anda telah melakukan relaksasi untuk menjernihkan kembali pikiran dari segala keruwetan dan stress. Sehingga dengan begitu kemampuan yang anda miliki akan kembali pulih. Dengan salat dhuha, pikiran anda akan jernih kembali dan membuat anda cerdas, sehingga anda mampu bekerja pada kemampuan yang optimal. Simaklah salah satu contoh.

Pada tahun 1978 sebuah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi memperoleh proyek pemasangan sistem alarm pada sebuah gedung baru. Hanya syaratnya perusahaan itu harus bisa menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut dalam tempo kurang dari satu hari. Karena hari H nya sudah ditentukan. Pukul 16.00 pekerjaan dimulai, dikerjakan oleh seorang teknisi yang paling handal diperusahaan tersebut. Ketika mereka tiba di gedung tersebut, yang mereka lihat adalah kabel-kabel yang berantakan dan begitu banyak orang yang sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Mereka semua dikejar batas waktu yang sangat mendesak. Sang teknisi langsung diprintahkan oleh sang pimpinan untuk segera mulai bekerja. Namun setelah tiga jam bekerja, ia melihat bahwa pekerjaan tersebut tampaknya tidak akan bisa dia selesaikan. Sang teknisi itu tampak gugup dan panik. Melihat kondisi itu tiba-tiba sang pimpinan meminta agar teknisi tersebut menghentikan pekerjaannya, lalu ia mengajak sang teknisi keluar ruangan dan meninggalkan gedung tersebut untuk mengubah suasana dan melepaskan diri sejenak dari situasi yang menekan. Mereka berjalan-jalan keluar sebentar, refresh dari suasana yang tegang. Mereka kembali satu jam kemudian dan langsung meneruskan pekerjaannya. Apa yang terjadi kemudian ?. Sungguh sangat menakjubkan. Teknisi itu bisa menyelesaikan pekerjaan rumit tersebut dalam tempo kurang dari dua jam saja. Rupanya ia bisa bekerja dengan baik kembali apabila ia dalam kondisi yang tenang dan pikiran jernih ( Buku Rahasia Shalat Dhuha oleh Imam Musbikin ).

Jadi kalau kita hayati, salat dhuha bukan menghambat pekerjaan, tapi orang yang mengerjakannya bisa kembali fit hati dan pikirannya. Karena kita menyadari bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa lepas dari masalah, baik bersifat fisik maupun psikis dan sosial. Kalau setiap masalah lekas kita kembalikan kepada Allah, maka Insya Allah akan segera diperoleh solusinya. Simak firman Allah dalam surah Ar-Raad 28 : " Orang yang beriman, hati mereka akan tenang, karena mengingat-Ku, karena hanya dengan mengingat-Ku hati mereka menjadi tenang.". Sebaliknya kalau kita hanya mengandalkan kepada kemampuan otak saja, dan lalai mengingat Allah maka akan terjadi seperti diperingatkan Allah SWT. : " Dan barangsiapa yang berpaling dari zikrullah maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta " ( QS.Thaha 124 ).

Kita hendaknya perlu mengetahui bahwa waktu dhuha termasuk saat yang mustajab bagi suatu munajat kita. Kenapa ?. Karena pada saat itu nyaris sebagian besar manusia pusat perhatiannya hanya terfokus kepada masalah dunia saja. Jadi hanya sedikit dari mereka yang perhatiannya terfokus kepada Allah. Sama halnya dengan waktu disepertiga malam yang akhir. Hanya sedikit sekali manusia yang bermunajat kepada Allah pada tempo tersebut. Maka wajar, bila ada yang memohon, meminta apa saja kepada Allah SWT. pada waktu-waktu tersebut lebih mendapat perhatian khusus dari Allah SWT.

Rasulullah SAW. bersabda : " Barangsiapa salat dhuha dua rakaat, maka orang itu tidak tercatat menjadi kelompok orang yang pelupa ( sehingga cerdas pikiran dan hatinya ); empat rakaat tercatat sebagai hamba Allah yang ahli ibadah ; enam rakaat terpelihara dari dosa dan perbuatan keji ; delapan rakaat tercatat menjadi kelompok hamba Allah yang taaat dan dua belas rakaat dibangunkan rumah di sorga ( Al Kahlani).

Karena itu alangkah baiknya kalau kita sebelum berangkat ke tempat kerja, berwudhu lebih dahulu, sehingga ketika sampai di kantor sebelum jam kerja di mulai, kita melakukan salat dhuha untuk memohon keridhaan dan rahmat dari Allah SWT. Jadikanlah ruang kerja kita sebagai " masjid ". Insya Allah, Dia akan memakmurkan hati dan memakmurkan perusahaan kita.Amin.

Wallahualam.


MARI BELAJAR BERBAHASA INDONESIA

Hallo teman-teman salam jumpa dengan rubrik Macannsa yang baru ini. Dalam rubrik ini teman-teman bisa belajar dan berlatih tentang ilmu seputar pelajaran yang ada di spindi tercinta. Teman-teman juga dapat mengukur kemampuan diri-sendiri berdasarkan ilmu apa yang termuat dalam Macanssa tiap edisi. Nah… sekarang mari kita belajar menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Baik artinya bahasa yang kita gunakan dapat mudah dimengerti oleh lawan bicara dan tidak menyinggung perasaan. Benar artinya sesuai dengan situasi dan kondisi serta aturan yang berlaku. Kita menggunakan bahasa resmi di lingkungan santai itu tidak benar. Sebaliknya kita menggunakan bahasa ragam santai di lingkungan resmi itu juga tidak benar. OK mari kita belajar!

Bagaimanakah Penulisan Unsur Serapan Bahasa Asing?

Peran nyata bahasa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memerlukan penebalan dan pemantapan rasa cinta dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia. Salah satu butir Sumpah Pemuda 1928, menjunjung bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, harus semakin terwujud secara nyata sehingga akan memantapkan peran bahasa Indonesia di bumi Indonesia. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mampu mendekatkan dan sekaligus mempersatukan berbagai golongan etnis di Indonesia sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan lancar dalam kehidupan sehari-hari.

Kontak budaya terbukti telah banyak berpengaruh terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Sejak pertumbuhannya, bahasa nasional menyerap banyak unsur bahasa lain, seperti bahasa Sanskerta, Arab, Belanda, Portugis, Jawa, Sunda, Minang, Bugis, dan dewasa ini banyak menyerap kata dari bahasa Inggris. Penyerapan tersebut bertujuan untuk mempertajam daya ungkap pemakaian bahasa Indonesia dan pencendikiaan bahasa Indonesia.

Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan kata asing dalam bahasa Indonesia dapat dibagai atas dua dua golongan besar.

Pertama, unsur serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti, kata reshuffle dan shuttle cock. Unsur serapan ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara bahasa asing dan penulisannya dengan dicetak miring, atau kalau ditulis tangan dan diketik, kata seperti itu digarisbawahi.

Kedua, unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk bahasa Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya. Penulisannya biasa seperti kata Indonesia yang lain.

Berikut ini daftar sebagian kata asing yang diserap sebagai bahasa Indonesia yang sering digunakan oleh pemakai bahasa, yang pelafalan dan penulisannya sering bervariasi. Bandingkan bentuk-bentuk yang sering dijumpai (bentuk salah) dan bentuk-bentuk yang seharusnya (bentuk benar).


kata asing

bentuk salah

bentuk benar




system

sistim

sistem




effective

effektif

efektif




techniek, technique

tehnik

teknik




echelon

esselon

eselon




technology

tehnologi

teknologi




method

metoda

metode




charima

harisma

karisma




practical

pratek

praktik




stratosfer

stratosfir

stratosfer




description

diskripsi

deskripsi




conduite

kondite

konduite




trotoir

trotoir

trotoar




analysis

analisa

analisis




patient

pasen

pasien




activity

aktifitas

aktivitas




complex

komplek

kompleks




psychology

psichologi

psikologi




taxi

taxi

taksi




apotheek

apotik

apotek




export

expor

ekspor




quittance

kwitansi

kuitansi




quality

kwalitas

kualitas




quantity

kwantitas

kuantitas




frequency

frekwensi

frekuensi




qualification

kwalifikasi

kualifikasi




percent

prosen

persen






Sebenarnya, kesalahan umum pemakaian bahasa dalam masyarakat merupakan suatu gejala yang wajar. Kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia karena bahasa Indonesia sedang menuju ke penggunaan yang standar. Di pihak lain, pakar bahasa menyarankan pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah, tetapi di pihak lain masyarakat masih terbiasa berbahasa dengan mengabaikan kaidah bahasa Indonesia. Namun, tidak berarti kesalahan itu kita biarkan berlarut-larut. Sudah saatnya kesalah berbahasa itu kita atasi bersama-sama dengan cara meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan. *)w